• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Senin, 6 Mei 2024

Keislaman

Tips Agar Tidak Overthinking Ala Syekh Ahmad Zaruq

Tips Agar Tidak Overthinking Ala Syekh Ahmad Zaruq
Kesehatan mental. (Foto: NOJ/NU Online)
Kesehatan mental. (Foto: NOJ/NU Online)

Seringkali manusia banyak merenungi masa lalu, mengkhawatirkan masa depan, dan memikirkan berbagai kemungkinan yang belum tentu akan benar-benar terjadi. Memikirkan suatu hal secara berlebihan dan terus menerus atau dalam istilah psikologi disebut overthinking. Tentu hal ini dapat berdampak buruk karena overthinking dapat mengganggu kesehatan mental. Oleh karenanya, Syekh Ahmad Zaruq menjelaskan Matan Al-Hikam karya Syekh Ibnu Athaillah yang meminta kita untuk melepaskan kecemasan yang berlebihan, overthinking, dan beban pikiran yang berat dari diri kita. 


Adapun anjuran Syekh Ibnu Athaillah As-Sakandari yang dijelaskan Syekh Zaruq untuk menurunkan sejenak beban pikiran dan kecemasan itu dari diri kita adalah sebagai berikut:

 

أرِحْ نَفْسَكَ مِنَ التَّدْبِيرِ فما قامَ بهِ غيرُكَ عنْكَ لا تَقُم بهِ لنفسِكَ 

 

Artinya: “Istirahatkan dirimu dari berpikir keras planning/perencanaan karena apa yang dilakukan oleh selainmu jangan lagi kaupikirkan” (Ibnu Athaillah As-Sakandari, Al-Hikam).

 

Menurut Syekh Ahmad Zaruq, penyebutan “pelepasan untuk istirahat” menandai adanya beban pikiran dan beban kejiwaan yang meletihkan. Beban pikiran dan kejiwaan tersebut menuntut pelepasan dan peristirahatan.

 

افاد ذكره للإراحة وجود التعب فيما تطلب الاستراحة منه وهو التدبير

 

Artinya: “Penyebutan ‘pelepasan’ menandai adanya beban keletihan yang menuntut istirahat dari sesuatu, yaitu tadbir” (Syekh Ahmad Zaruq, Hikam Ibni Athaillah Syarah Al-Arif billah Syekh Zaruq, [Syirkah Al-Qaumiyyah: 2010 M/1431 H], halaman 18).

 

Tadbir sendiri adalah kecemasan berlebihan atau harapan meluap-luap atas segala sesuatu secara pasti di masa depan, tanpa disertai kepasrahan kepada Allah. Tadbir ini yang meracuni pikiran, merusak jiwa, dan mengganggu kesehatan mental. (Syekh Ahmad Zaruq, 2010 M/1431 H: 18). 

 

Tadbir sebagai perencanaan/planning kehidupan merupakan kewenangan Allah. Karena itu, tadbir itu sendiri harus dipulangkan kepada ahlinya, yaitu Allah. Dengan mengembalikan kepada ahlinya, beban pikiran kita dapat terkurangi. 

 

Adapun ketenangan dan kedamaian pikiran terdapat pada keridhaan dan keyakinan kepada Allah bahwa Allah yang memiliki putusan dan Allah telah telah mengatur hal-hal yang dicemaskan dan diharapkan tersebut. 

 

 إن الله جعل الروح والراحة في الرضى واليقين

 

Artinya: “Rasulullah saw bersabda, ‘Allah menjadikan kedamaian dan ketenangan jiwa terletak pada ridha dan keyakinan” (Syekh Ahmad Zaruq, 2010 M/1431 H: 18). 

 

Kita, kata Syekh Zaruq, jangan membebani diri dengan over thinking dan kecemasan berlebihan yang menjadi tekanan batin. Semua itu merupakan beban pikiran dan tekanan batin yang tidak berfaedah, aktivitas di luar domain dan wewenang, dan hanya keletihan tanpa hasil. (Syekh Ahmad Zaruq, 2010 M/1431 H: 18). 

 

Pikiran dan jiwa manusia memiliki keterbatasan yang mempengaruhi kesehatan mental. Manusia tidak dapat menanggung tekanan batin dan beban pikiran yang berlebihan. Pikiran dan jiwa manusia hanya dapat menerima beban pikiran yang wajar dan proporsional. 

 

Kalau kesehatan mental terganggu, seseorang dapat mengalami depresi, stres, putus asa, gelisah, khawatir, cemas, dan juga berbuat kalap atau bertindak untuk mengakhiri hidup. Bahkan tidak sedikit orang mengalami gejala-gejala psikosomatik, sebuah penyakit yang berasal dari emosi yang tidak stabil dan gangguan kesehatan mental. 

 

Kecuali itu, over thinking dan kecemasan dapat menjauhkan seseorang dari rahmat Allah karena ia berjalan sendiri dalam mengatasi masalahnya tanpa bantuan Allah. Ia berjalan sendiri mengatasi masalahnya dalam kebuntuan. Wallahu a‘lam.


Keislaman Terbaru