• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 28 April 2024

Matraman

Ning Wihda Pacitan Ungkap Tujuan Hidup di Dunia

Ning Wihda Pacitan Ungkap Tujuan Hidup di Dunia
Pengasuh Pondok Pesantren Al Fattah Kikil, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, Ning Wihda Helroza Fitri. (Foto: NOJ/Tangkapan Layar)
Pengasuh Pondok Pesantren Al Fattah Kikil, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, Ning Wihda Helroza Fitri. (Foto: NOJ/Tangkapan Layar)

Pacitan, NU Online Jatim

Pengasuh Pondok Pesantren Al Fattah Kikil, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, Ning Wihda Helroza Fitri mengatakan, tujuan hidup di dunia ini hanyalah untuk beribadah kepada sang pencipta. Hal itu berlaku juga untuk semua makhluk yang ada di muka bumi.


“Kita diciptakan oleh Allah SWT termasuk juga para jin dan semua makhluk yang ada di muka bumi ini tujuannya untuk beribadah kepada Allah,” katanya dalam tayangan Youtube Ashabussinema, Rabu (13/03/2024).


Dirinya menyampaikan, Ibnu Sina mengkategorikan ibadah menjadi tiga golongan. Pertama, motivasi ibadah ala pedagang yang mencari keuntungan. Kedua, motivasi ibadah ala Budak (Hamba). Ketiga, motivasi ibadah ala orang ‘arif.


“Ada tiga motivasi beribadah dalam diri kita. Yang pertama motivasi ala pedagang, yang kita ketahui bahwa pedagang selalu memikirkan keuntungan, meskipun dibalik keuntungan mereka juga memikirkan kerugian, tapi titik fokus di pedagang adalah keuntungan,” terangnya.


Dirinya menjelaskan, motivasi ala pedagang itu seperti seseorang beribadah karena didorong oleh keuntungan timbal balik dari sesuatu yang ia keluarkan. Karena hal itu diyakini akan mendapatkan balasan kenikmatan di surga.


“Untuk apa kita bersusah-susah puasa? Karena kita yakin kita akan mendapatkan keuntungan setelahnya. Keuntungannya adalah kita akan merasa kenyang di akhirat. Kita akan berlimpah makanan dan minuman di surga. Begitu juga mengapa kita harus bersusah-susah tirakat, zuhud, shalat tahajud, shalat lima waktu untuk apa? Itu adalah motivasi ala pedagang,” jelasnya.


Ning Wihda menyebut, motivasi kedua yakni motivasi para budak (hamba), seorang hamba melaksanakan ibadah bukan hanya untuk mengharapkan surga, melainkan para hamba tidak mau dianggap sebagai budak yang durhaka.


“Maka mereka melakukan ibadah semata-mata karena mereka takut akan siksa neraka. Dan itu diperbolehkan, karena semua niat ibadah untuk mendapat balasan surga dan untuk menjauhi siksa neraka itu dibolehkan,” ungkapnya.


Ia menegaskan, ada satu motivasi ibadah yang paling baik, yakni motivasi golongan orang ‘arif. Menurutnya, motivasi ibadah orang ‘arif seperti syair yang terkenal yakni syair Abu Nawas Ilahi lastu lil firdausi ahlaan, Wa'ala Aqwa 'alannaril jahiimi, artinya ya Allah hamba tidak pantas mendapatkan surgamu, namun hamba juga tidak sanggup untuk tinggal di nerakamu.


“Motivasi ibadah orang ‘arif tidak mengharapkan balasan surga, namun mereka juga tidak keberatan jika mereka ditempatkan di neraka. Karena motivasi mereka hanya satu yaitu beribadah kepada Allah mengharap ridha Allah,” tandasnya.


Matraman Terbaru