Psikologi Iman: Membedah Penciptaan dan Tujuan Hidup Manusia

Dr Nevzat Tarhan merupakan tokoh yang sangat populer di tanah Turki. Buku-bukunya yang menggali persoalan psikologi sangat digandrungi oleh banyak pembaca. Ia merupakan ilmuan yang membawa hasil-hasil penelitiannya ke ranah pribadi dan sosial. Hal ini dapat ditandai dengan lahirnya buku ini yang sudah diterjemah ke berbagai bahasa. Buku Psikologi Iman ini adalah buku yang kesekian yang lahir dari tangannya.

 

Devzat Tarhan mendedah secara rinci persoalan psikologi iman. Dimulai dari persoalan penciptaan dunia, tujuan hidup manusia, hingga manfaat fisiologis dan psikologis yang diperoleh melalui doa dan ibadah. Iman adalah intisari dari segala kebutuhan pokok hidup manusia. Dengan iman, manusia akan mengenal Tuhannya dan dapat menentukan jalan hidupnya yang dipilih.

 

Di era kontemporer, iman tidak dapat dipandang masuk akal jika ia tidak dapat dipertanyakan, serta dikaji melalui penalaran dan diuji melalui serangkaian metode ilmiah. Agama berdasar pada kepercayaan yang logis yang secara akal mempengaruhi terhadap kesehatan psikologis seseorang. (hal. 36)

 

Membaca buku ini, pembaca diajak mengeliling metafora, analogi dan alegori yang digunakan.  Meski buku terjemahan, penerjemah berhasil menyuguhkan bahasa yang lugas, sederhana dan mudah dimengerti oleh pembaca. Nyatanya, tidak semua penerjemah mampu melakukan itu, selain keterbatasan bahasa, luasnya pemahaman juga sangat mempengaruhi. Dapat dibayangkan bahwa jiwa sebagai berkas-berkas informasi, kekuatannya menjadi energi elektrofisiologi dan kehendak sebagai kesadaran. (hal. 12)

 

Mohammad Faqih Ghazali dalam artikelnya mengutip pendapat William James dalam buku varieties of Religius Experience menyebutkan, iman dalam perspektif psikologi adalah keyakinan pribadi atau sikap mental yang melibatkan kepercayaan yang kuat dan mengarah pada pengalaman spiritual.

 

Psikologi memandang iman sebagai dimensi intrapersonal yang mempengaruhi persepsi, pemikiran emosi dan perilaku individu. Iman sebagai bentuk penyerahan diri kepada sesuatu yang lebih besar di luar diri sendiri, yang membawa pada kepuasan dan kegembiraan.

 

Herbert Barson dalam penelitiannya menyebutkan bahwa kepercayaan memiliki efek penyembuhan sebesar 60-90 persen atas penyakit. Ia melakukan riset terhadap 1200 orang dan hasilnya di luar nalar. Tingkat kepercayaan terhadapnya mampu memperpanjang usia manusia lebih panjang. Ketika mereka berdoa, suhu mereka meningkat sehingga mampu meningkatan pemindaian. Kemampuan otaknya meningkat, tajam dan jernih. (hal. 104)

 

Tidak cukup itu, buku ini juga berisi tentang ilmu pengetahuan, agama dan sistem kepercayaan. Bagaimana agama mengatur segala bentuk gerak manusia di muka bumi, bahkan juga jaminan ketika sudah kembali padaNya. Jiwa manusia yang tidak dapat terkendali, mampu menggiring manusia pada jurang kegelapan bahkan kelaliman.

 

Tuhan membekali manusia dengan jiwa agar mereka mampu berpikir dan membedakan ciptaan Tuhan lain yang hanya hidup tanpa tujuan dan dikendalikan oleh hawa nafsunya. Sementara manusia berbeda, mereka memiliki sesuatu yang istimewa dan tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Manusia memiliki kesadaran, kepercayaan, pikiran serta intensi.

 

Dalam firman Allah, seringkali memerintahkan amnesia untuk menggunakan perlengkapan sebaik mungkin sebagai bentuk syukur. Karena telah dibekali keunggulan terhadap makhluk lainnya. (hal. 187). Semoga dengan hadirnya buku ini mampu memperbaiki psikologi iman umat manusia. Selamat membaca.

 

---