• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 28 April 2024

Pustaka

Kisah 3 Anak Muda Menggapai Mimpi, Tersandera Keinginan Orang Tua

Kisah 3 Anak Muda Menggapai Mimpi, Tersandera Keinginan Orang Tua
Penayangan film Jendela Seribu Sungai di bioskop. (Foto: NOJ/ Diah Nur Asysyifa Islamaya)
Penayangan film Jendela Seribu Sungai di bioskop. (Foto: NOJ/ Diah Nur Asysyifa Islamaya)

Dunia perfilman Indonesia saat ini makin banyak menawarkan tema dan sudut pandang yang berbeda. Tak melulu megambil setting drama kehidupan masyarakat modern, film satu ini bercerita tentang tekad anak muda di tepi aliran Sungai Martapura, Banjarmasin, yang ingin memperjuangkan cita-citanya. Hal ini, menjadi inspirasi tersendiri bagi dunia perfilman Indonesia untuk membuat sebuah karya yang apik.

 

“Ketika mimpi menyentuh jendela, sungai membawanya menjadi nyata.”

 

Kalimat di atas merupakan tagline dari Film Jendela Seribu Sungai yang disutradarai oleh Jay Sukmo. Film ini mengisahkan perjalanan tiga anak bangsa yang bertekad untuk menggapai cita-cita mereka. Berlatar belakang Kota Banjarmasin, film ini berhasil mengangkat konteks budaya dan kearifan lokalnya.

 

Film adaptasi novel dengan judul yang sama karya Miranda Seftiana & Avesina Soebli ini berhasil memukau seluruh penonton. Film persembahan Radepa Studio yang berkolaborasi dengan Pemerintah Kota Banjarmasin ini juga banyak menyajikan keindahan alam Kota Banjarmasin. Tak heran jika dari awal hingga akhir scene banyak sorotan kamera dari atas yang memperlihatkan keindahan alam.

 

Apabila film ini ditujukan untuk memperkenalkan Kota Banjarmasin, maka Jay Sukmo dan tim telah berhasil melakukannya. Selain, itu kekentalan adat dan budaya yang kuat dipresentasikan dengan menampilkan alat musik tradisional yaitu karinding, serta keinginan orang tua  yang terbilang masih “kolot”, yang masih percaya dengan kekuatan dukun (balian).

 

Film ini menggambarkan konflik tentang sulitnya mencapai impian di lingkungan yang terbatas dan penuh dengan harapan dan ekspektasi dari orang lain. Cerita dari film ini berhasil menangkap esensi perjuangan anak muda dalam mengejar impian mereka, sembari tetap menyajikan pesan yang mendalam tentang tekad dan ketabahan.

 

Tetapi, penonton dibuat kagum dengan dedikasi karakter Bu Sheila yang diperankan dengan apik dalam mendukung cita-cita muridnya. Menjadi sosok yang penuh dengan kebijaksanaan dan pemahaman, menjadikannya seorang pemandu dan motivator untuk murid-muridnya. Ia menunjukkan betapa pentingnya kita memiliki seseorang yang mempercayai dan mendukung potensi kita dalam mencapai hal-hal besar dalam hidup.

 

Selain itu, pemain yang memerankan Bunga, Arian, dan Kejora juga patut diacungi jempol. Akting para aktor dan aktris ini berhasil mengekspresikan karakternya dengan begitu alami. Ketika mereka berjuang dengan konflik dan emosi mereka, penonton dapat merasakan intensitas dan kejujuran dalam setiap adegan yang dibawakan.

 

Film ini diperankan oleh Bimasena (Arian kecil), Sheryl Drisanna (Bunga), Halisa Naura (Kejora), Agla Artalidia (Bu Sheila), Ajil Ditto (Arian Dewasa), Ariyo Wahab (Ayah Arian), Ibrahim ‘Baim’ Imran (Ayah Kejora), dan Olla Ramlan (Ibu Arian).

 

Mirip seperti kebanyakan film yang bertemakan ‘lawan dunia dan kejar mimpimu,’ alur dari film Jendela Seribu Sungai sangat mudah ditebak. Namun, beberapa plot twist yang ada dalam film ini mampu membuat para penonton tidak merasa bosan dengan jalan ceritanya.

 

Dan sayangnya, film ini masih banyak memiliki kekurangan yang perlu dibenahi bagi sang sutradara. Beberapa transisi pada skenario tertentu terasa sangat kasar. Penggunaan CGI yang masih belum rapi juga cukup mengganggu di mata penonton. Apalagi dengan kualitasnya yang buruk sangat disayangkan sekali terlihat pada scene kelahiran bayi-bayi yang tampak seperti monster di awal cerita. Beberapa adegan yang kurang cocok sepeti serangan buaya tampak klise dan seharusnya tak perlu ditambahkan.

 

Meskipun demikian, secara keseluruhan "Jendela Seribu Sungai" adalah film yang patut diapresiasi karena berhasil menghadirkan cerita yang inspiratif dan mengharukan. Pesan tentang pentingnya keberanian, ketabahan, dan dukungan dalam mengejar impian hidup menjadi fokus utama film ini.

 

Dengan perpaduan akting mengesankan dan sentuhan emosional yang mendalam, film ini berhasil menyampaikan pesan universal yang dapat dirasakan oleh setiap penonton. Jika Anda mencari film yang penuh inspirasi dan menghadirkan perjalanan emosional yang tulus, "Jendela Seribu Sungai" adalah pilihan yang tepat.

 

Penulis: Diah Nur Asy'syifa Islamaya & Angta Maulana Firdaus


Pustaka Terbaru