• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Senin, 29 April 2024

Pustaka

Mengenal Jejak Dakwah Keturunan Wali Songo di Madura

Mengenal Jejak Dakwah Keturunan Wali Songo di Madura
Sampul buku Jejak Dakwah Para Wali, Sinergitas Keraton Sumenep dan Keturunan Wali Songo dalam Syiar Islam di Madura. (Foto: NOJ/Firdausi)
Sampul buku Jejak Dakwah Para Wali, Sinergitas Keraton Sumenep dan Keturunan Wali Songo dalam Syiar Islam di Madura. (Foto: NOJ/Firdausi)

Di Kota Keris banyak para ulama dan umara yang memiliki keterkaitan nasab dengan para Wali Songo, yakni Sunan Ampel, Giri dan Kudus. Selain itu, keterkaitan sanad keilmuan tidak dilepaskan dari perkembangan ilmu keagamaan yang ada di tanah Hijaz. Sebut saja Sunan Cendana Bangkalan (Syaikh Zainal Abidin) yang kemudian melahirkan banyak ulama dan umara yang mendominasi di beberapa daerah. Sedangkan keturunan Sunan Kudus melahirkan banyak tokoh yang alim, seperti Kiai Ali Barambang yang mampu mengajari monyet bisa mengaji.


Dalam sejarah Islam, jejak dakwah keturunan Wali Songo di Madura dapat dilihat dari maraknya tempat ibadah (langgar dan masjid) di lingkungan Keraton, seperti Keraton Sumenep yang dijadikan tempat bertafakur kepada Allah. Selain Keraton, cita rasa arsitektur bangunan yang bernuansanakan ala Jawa, Arab, Eropa dan China di beberapa tempat menandakan bahwa para raja memiliki intelektualitas, spiritualitas, andhap asor (rendah hati), dan berperadaban.


Selain keturunan Wali Songo yang tersebar di Madura, penulis memberikan gambaran dalam buku ini bahwa ada campur tangan dari orang Gujarat yang singgah di pelabuhan Kalianget. Bahkan ada pula sumber yang menyatakan bahwa warga pesisir pada abad ke-15 mulai berkenalan dengan Islam. Sebut saja Desa Prenduan, Kecamatan Pragaan yang menjadi pusat perdagangan. Para pendakwah dimanfaatkan untuk melakukan Islamisasi di sepanjang daerah pantai selatan.


Buku ini disusun berangkat dari sebuah amaliyah yang berkaitan dengan ziarah kubur. Karena pada dua dekade terakhir, terjadi peningkatan jumlah peziarah yang mengunjungi asta para wali di Jawa dan Madura. Sehingga penulis memliki tekad yang bulat untuk memberikan gambaran kepada khalayak tentang beberapa wali yang ada di Madura yang diuraikan secara singkat dan cocok dijadikan bahan kajian. 


Salah tokoh yang menjadi bahan kajian sejarawan adalah Bujuk Joharsari, Raja ke-5 Sumenep yang memimpin pada tahun 1319-1331. Babad Sumenep mencatat, Islam pertama kali masuk di lingkungan Keraton pada masa Panembahan Joharsari. Bermula seorang mubaligh Islam bernama Sayyid Ali Murtadha (Sunan Lembayung) adik Sunan Ampel berlabuh di Sepudi dan mendirikan pedukuhan sebagai pusat penyebaran Islam. Syiar itulah yang kemudian sampai ke daratan dan mempengaruhi peradaban warga di Sumenep.


Agar sejarah tidak terimbun oleh zaman, penulis menulis jejak dakwah para wali agung yang memiliki peran dalam penyebaran Islam di Madura. Keindahan ajaran, karya, dan peninggalannya yang masih ada menjadi saksi bisu perjalanan spiritual di masa lalu. Oleh karenanya, pembaca diajak meneladani dan mengamalkan ajarannya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mempermudah pembaca, penulis membaginya menjadi empat bagian.


Bagian pertama, tinjauan tentang keluarga Keraton Sumenep yang terdiri dari Asta Tinggi, Bujuk Ampar Teker, Asta Bujuk Joharsari, Asta Adi Poday, Bujuk Pandhien, Asta Jokotole, Bujuk Dependhe, Asta Agung Rahwan, Bujuk Agung Lobuk, Bujuk Agung Nepa.


Bagian kedua, tinjauan tentang relasi ulama dan penguasa Keraton Sumenep, yaitu Bujuk Nyadar Anggasuto, Bujuk Soghi, Bujuk Asta Tengghi Kangean, Bujuk Asta Jarum.


Bagian ketiga, tinjauan tentang tetesan Wali Songo, antara lain: Bujuk Ponjhuk, Bujuk Panglegur, Asta Katandur, Bujuk Juruan, Asta Barambang, Asta Gung Ceddir, Bujuk Asta Gorang Garing, Asta Batuampar Timur, Bujuk Agung Rubaru, Bujuk Langgar Assem, Bujuk Pareghi, Bujuk Agung Ahmad, Bujuk Macan, Asta Syaikh Mohammad Saleh, Bujuk Kiai Baroya.


Bagian keempat, tinjauan tentang ulama penyebar agama Islam, yaitu Asta Yusuf Talango, Asta Aji, Bujuk Tamoni, Bujuk Pongkeng, Bujuk Bindung Sayyid Utsman, Asta Pocok Dhin Bhaghus Lanceng, Bujuk Panaongan, Bujuk Accem, Bujuk Landaur, Bujuk Oneng, Bujuk Tuan Karaeng, Bujuk Njes, Bujuk Riasi, Bujuk Pandih.
 

Identitas Buku:
Judul Buku
: Jejak Dakwah Para Wali, Sinergitas Keraton Sumenep dan Keturunan Wali Songo dalam Syiar Islam di Madura.
Penulis: Iwan Kuswandi
Penerbit: Mata Kata Inspirasi
Tahun Terbit: Cetakan I, Oktober 2023
Tebal Buku: 194 Halaman
ISBN: 978-623-8435-04-3​​​​​​​
Peresensi: Firdausi, Ketua LTNNU Sumenep​​​​​​​


Pustaka Terbaru