• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 28 April 2024

Matraman

Mahasiswa STAINU Pacitan Gelar Sarasehan Kebudayaan Nusantara

Mahasiswa STAINU Pacitan Gelar Sarasehan Kebudayaan Nusantara
Sarasehan Kebudayaan Nusantara yang diadakan oleh Mahasiswa KKN STAINU Pacitan. (Foto: NOJ/ Anwar S)
Sarasehan Kebudayaan Nusantara yang diadakan oleh Mahasiswa KKN STAINU Pacitan. (Foto: NOJ/ Anwar S)

PacitanNU Online Jatim

Pengasuh Pondok Pesantren Nahdlatussubban, Desa Arjowinangun Kecamatan/Kabupaten Pacitan, Gus Zain Rohmatika menjadi pemateri pada acara ‘Sarasehan Kebudayaan Nusantara’ yang diadakan oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Pacitan. Kegiatan berlangsung di halaman Balai Dusun Gesingan, Desa Dadapan, Pringkuku, Pacitan, Sabtu, (26/11/2022) malam.


Gus Zain menyampaikan, toleransi merupakan salah satu warisan kebudayaan yang sudah ada sejak dahulu. Hal itu dapat dilihat dari metode dakwah yang di bawa oleh Sunan Kalijaga dalam menyebarkan Islam di tanah Jawa.


“Pada saat itu mayoritas masyarakat di sana beragama Hindu. Metode dakwah yang dimaksud salah satunya adalah pagelaran wayang kulit, yang mana wayang kulit sendiri adalah budaya masyarakat hindu,” ujar Gus Zain.


Gus Zain menjelaskan, ketika agama Islam masuk ke Nusantara harus menyatu dengan kebudayaan yang ada. Menurutnya, adanya agama tanpa budaya akan punah.


“Dengan kecerdasan Sunan Kalijaga,  kebiasaan atau kebudayaan masyarakat Hindu menjadi salah satu metode yang ampuh untuk berdakwah di kalangan masarakat pada saat itu. Sebelum pagelaran di mulai, masarakat yang ingin menghadiri acara tersebut diharuskan membaca syahadat terlebih dahulu,” jelasnya.


Sementara pemateri yang lain, alumnus Ma’had Aly Al Tarmasi, Muhdori Ahmad mengatakan, kebudayaan di Nusantara adalah tanggung jawab seluruh penduduknya. Hal itu juga merupakan cara untuk menghargai pemikiran para pendahulu.


“Menjaga budaya adalah tanggung jawab bersama. Namun jangan sampai kita terlena akan kewajiban yang sebenarnya terhadap pencipta kita, Allah SWT,” katanya.


Kepala Desa Dadapan, Ismono mengapresiasi terselenggaranya acara tersebut. Menurutnya, masyarakat dan generasi muda sangat membutuhkan pemahaman tentang kebudayaan Nusantara. Dirinya juga menjelaskan tentang perbedaan kebudayaan dan seni.


“Kebudayaan dan seni adalah suatu hal yang berbeda. Seni adalah bentuk pengekspresian diri, sedangkan kebudayaan adalah pola pikir yang terus di lakukan sehingga menjadi kebiasaan dan kebiasaan tersebut terus di lakukan oleh generasi selanjutnya,” ungkap Ismono.


Penulis: Romi Leno Irawan - Kholida Nur Aini


Editor:

Matraman Terbaru