Ini mirip kisah di Madura, di zaman ketika amat sangat jarang ada kiai yang melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Konon, jangankan sampai "Drs" alias sarjana S1, yang lulus sebagai sarjana muda-pun masih bisa dihitung dengan jari sebelah tangan.
Saat itu, karena dianggap kiai berwawasan luas, sarjana, dan tentunya paham serta terbiasa berbahasa Indonesia, seorang kiai (RahimahuLlāh Ta'ālā) bertitel "Drs" disowani seorang alumni. Keperluan si alumni hanya satu: Ingin bertanya pada Sang Kiai tentang arti kata "PUNTAK".
Setelah tercenung sejenak, sang kiai bertanya: "Dari mana kamu dapat kata itu?"
"Itu, Kiai," jawab si alumni. "Di salah satu lagunya Rhoma Irama: [Aku PUN TAK merasa heran/Kalau dia jadi rebutan]..."
Penulis: Rijal Mummaziq. Sumber: KH. Zainur Rahman van Hamme, Sumenep