• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 17 Mei 2024

Madura

Ketua LP Ma'arif NU Bangkalan: Hardiknas Momen Gugah Semangat Belajar Kaum Muda

Ketua LP Ma'arif NU Bangkalan: Hardiknas Momen Gugah Semangat Belajar Kaum Muda
Ketua LP Ma'arif NU Bangkalan, Moh Hafidz. (Foto: NOJ/Ryan)
Ketua LP Ma'arif NU Bangkalan, Moh Hafidz. (Foto: NOJ/Ryan)

Bangkalan, NU Online Jatim

Momentum Hari Pendidikan Nasional atauHardiknas tanggal 2 Mei tidak bisa dilupakan bagi masyarakat terutama pejuang pendidikan. Hardiknas diperingati setiap tahunnya di Indonesia untuk menghargai pentingnya peran pendidikan dan seluruh instrumennya dalam memajukan bangsa.

 

Ketua Lembaga Pendidikan (LP) Ma'arif NU Bangkalan Moh Hafidz mengatakan, Hardiknas adalah momentum bersejarah yang mencatat tentang perjuangan para pahlawan bangsa dalam mengisi kemerdekaan Republik Indonesia dengan pendidikan.

 

"Dengan adanya peringatan Hardiknas ini, kita mampu menggugah semangat belajar kaum muda untuk selalu giat dan selalu menjunjung tinggi nilai-nilai nasionalisme dimanapun berada," ujarnya kepada NU Online Jatim Kamis (02/05/2024).

 

Dosen Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Bangkalan itu menyebut LP Ma'arif NU sebagai penggerak di bidang pendidikan melihat Hardiknas sebagai tradisi tahunan bangsa Indonesia yang perlu didukung oleh semua lembaga pendidikan.

 

"Bentuk dukungan ini bisa berupa selebrasi kebangsaan di masing-masing lembaga pendidikan sesuai kearifan lokal daerah masing-masing," terangnya.

 

Hafidz sapaan akrabnya menilai sosok Bapak Pendidikan Nasional yakni Ki Hadjar Dewantara dalam dua persepektif. Yang pertama secara fikriyah (pemikiran), tidak mempunyai perbedaan yang sangat signifikan dengan tokoh-tokoh NU, dirinya tahu slogan Ki Hadjar Dewantara tentang Ing Ngarsa Sung Tulada artinya di depan memberi teladan, Ing Madya Maun Karsa artinya di tengah memberi inspirasi, dan arti Tut Wuri Handayani adalah di belakang memberi dorongan.

 

"Di kalangan pondok pesantren lebih disederhanakan dalam bentuk patronase yaitu kiai pemberi teladan atau uswatun hasanah. Ustadz atau guru sebagai kepanjangan tangan kiai untuk selalu memberi inspirasi secara langsung kepada santri, dan Santri, murid, siswa selalu mengikuti perintah kiai, ustadz, guru sebagai bentuk dorongan atau ketawadlu’an," paparnya.

 

Yang kedua lanjut Hafidz, secara harakah atau gerakan seperti diketahui bersama bahwa Ki Hajar Dewantara dan tokoh-tokoh NU seperti Kiai Hasyim Asy’ari dalam memajukan pendidikan di Indonesia sama-sama bergerak di bidang literasi.

 

"Ki Hajar Dewantara dengan gerakan taman bacanya, dan Kiai Hasyim dengan kajian kitab kuning dilanggar-langgar sebelum berbentuk pesantren," imbuhnya.

 

Dirinya berharap dengan Hardiknas ini, anak muda khususnya pelajar untuk selalu sadar akan pentingnya literasi sebagai aktivitas dan praktek dalam kehidupan sehari-hari.

 

"Terutama di lembaga pendidikan seperti yang dicontohkan oleh kedua tokoh di atas dalam rangka menguatkan nasionalisme anak muda," pungkasnya.


Madura Terbaru