Boy Ardiansyah
Kontributor
Sidoarjo, NU Online Jatim
Wakil Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim KH Ali Maschan Moesa menceritakan KH Zainudin pengasuh Pondok Pesantren Mojosari, Loceret Nganjuk sebagai sosok wali mastur.
Kiai Ali Maschan menyampaikan cerita tersebut disela-sela acara launching buku terbarunya berjudul ‘Pengantar Aswaja’ di aula KH Bisri Syansuri Kantor PWNU Jatim pada Jum’at, (04/11).
“Saya beberapa waktu lalu melantik Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Nganjuk. Itu saya sowan dulu ke makam Kiai Zainuddin, itu wali mastur. Kiai Abdul Karim Lirboyo setiap Minggu naik dokar ke Kiai Zainuddin,” ucap Kiai Ali Maschan mengawali ceritanya.
Kiai Ali Maschan kemudian menceritakan ketika Kiai Zainuddin pada saat pikirannya gundah.
“Santri se-Indonesia itu bercerita kalau Kiai Zainuddin marah, para santri disuruh pulang. Tetapi kalau marahnya hilang, semua santrinya yang berjumlah sekitar 150 dan tersebar di seluruh Indonesia itu dikunjungi satu per satu dengan menaiki dokar untuk memberi tahu bahwa marahnya sudah hilang dan meminta agar santrinya untuk kembali ke pondok,” ungkapnya.
Kiai Ali Maschan melanjutkan ceritanya, ketika para santri sudah di pondok, mereka saling bercerita bahwa Kiai Zainuddin ke rumahnya dengan membawa dokar. Para santri terheran-heran karena semua santri dikunjungi di hari dan jam yang sama.
Ustadz Mahfud, pengajar di Ponpes Al-Hidayah Putra Tarik Sidoarjo juga menceritakan kepada NU Online Jatim tentang Kiai Zainudin.
Ustadz yang berasal dari Nganjuk itu menyampaikan bahwa dirinya mengenal sosok Kiai Zainuddin ketika nyantri di Ponpes Darul Muta’allimiin Pandanasri Kertosono Nganjuk yang diasuh oleh Kiai Ghozali Kholil.
“Guru saya Kiai Ghozali Kholil itu bercerita tentang gurunya, yaitu Kiai Zainuddin sebagai sosok Kiai yang sangat istiqamah dan disiplin. kalau waktunya ngaji ya ngaji, meskipun ngantuk berat,“ ujar Ustadz yang menjadi modin ini saat ditemui NU Online Jatim, Jumat (05/11) di rumahnya Dusun Tempuran RT 01 RW 01 Desa Tarik Kecamatan Tarik, Sidoarjo.
Ustadz Mahfud kemudian meniru ucapan KH Ghozali. “Saya ini tidak bisa meniru istiqamahnya Kiai Zainuddin,” ucapnya.
“Padahal saya sebagai santri bersaksi bahwa Kiai Ghozali itu istiqamahnya luar biasa. Saya sangat jauh dari istiqamahnya Kiai Ghozali. Tidak pernah saya mendengar Kiai Ghozali tidak mengajar. Jadi yang pertama Kiai Zainuddin sosok yang istiqomah,” lanjutnya.
Ia juga mengungkapkan salah satu ucapan Kiai Zainuddin kepada Kiai Ghozali adalah. “Santri itu harus ngaji, kalua punya santri ya ngaji dengan santri. Kalau tidak punya santri ngaji dengan anak, kalau tidak punya anak ngaji dengan istri, kalau tidak punya istri harus tetap ngaji meskipun dengan tembok/tiang listrik,” ungkapnya.
Terpopuler
1
Innalillahi, Pengasuh Pesantren Denanyar KH Ahmad Wazir Ali Wafat
2
Peringati 10 Muharram, Unisma Santuni 1.500 Anak Yatim dan Dhuafa
3
Pesantren Denanyar Jombang Juga Keluarkan Fatwa Haram Sound Horeg
4
Festival Yatim 2025, LAZISNU Sidoarjo Distribusikan Ratusan Juta untuk 1000 Anak
5
Pesantren Mahika Sidoarjo Gelar Sarasehan Sambut Kedatangan Santri Baru
6
Susunan Lengkap Pengurus Idarah Aliyah JATMAN Masa Khidmat 2025–2030
Terkini
Lihat Semua