• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 3 Mei 2024

Matraman

Wayang Kulit Semalam Suntuk, Cara Lesbumi NU Lestarikan Budaya

Wayang Kulit Semalam Suntuk, Cara Lesbumi NU Lestarikan Budaya
Pagelaran Wayang Kulit oleh Lesbumi NU Trenggalek. (Foto: NOJ/Madchan Jazuli)
Pagelaran Wayang Kulit oleh Lesbumi NU Trenggalek. (Foto: NOJ/Madchan Jazuli)

Trenggalek, NU Online Jatim

Dalam melestarikan warisan budaya bangsa, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Teenggalek melalui Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) NU menghelat pagelaran seni Wayang Kulit semalam suntuk dengan lakon 'Bimo Santri' Selasa-Rabu dini hari, 31 Oktober-1 November 2023.

 

Ketua PCNU Trenggalek, Kiai Yusuful Hamdani mengungkapan bahwa wayang kulit merupakan metode penyebaran agama pada masa awal-awal Islam belum banyak menyebar di Tanah Jawa. Wali Songo dengan kepiawaiannya, mampu menarik simpati masyarakat yang saat itu menganut Hindu-Budha higga kepercayaan memeluk Islam tanpa kekerasan.

 

"Agama itu cinta, cinta itu budaya, keluar kreatifitas. Apa yang menjadi tugas NU salah satunya berupa wayangan. Ini bagian dari ciri khasnya NU untuk mempertahankan budaya," ujar Kiai Yusuful Hamdani.

 

Gus Yusuf panggilan akrabnya ini berharap kegiatan ini dilaksanakan setiap tahun. Ia juga meminta dalang Ki Andri Sungging yang membawakan lakon 'Bimo Santri' bisa membawakan lakon lainnya.

 

"Mudah-mudahan berkah semua dan tidak hanya tahun ini, tapi di tahun yang akan datang bisa kembali terselenggara," tutup Kiai Muda Pengasuh Pondok Pesantren Hidayatullah Pule Trenggalek ini.

 

Senada, Ketua Panitia Hari Santri 2023, Erik Dwi Rahmawan menjelaskan bahwa Lesbumi NU menyelenggarakan kegiatan yang berbeda dan sangat luar biasa. Karena seni budaya di NU banyak sekali ragamnya, termasuk wayang kulit yang merupakan warisan leluhur nenek moyang.

 

"Kami berharap kegiatan pewayangan seperti ini bisa lestari dan terus dilakukan untuk menjaga warisan bangsa," ulasnya.

 

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Muminun Pogalan Trenggalek ini berharap bahwa masyarakat yang hadir mendapat hikmah dari cerita wayang kulit dengan Lakon Bimo Santri.

 

"Menjadi santri yang kuat dan berjihad di jalan kebenaran. Yang nantinya menjadi santri yang berdaya," tutupnya.

 

Turut hadir dalam pagelaran wayang kulit yang berada di Lantai II Gedung PCNU Trenggalek mulai dari jajaran pengurus PCNU, lembaga banom NU, PC Lesbumi, PC PSNU Pagar Nusa dan masyarakat yang ikut menyaksikan baik langsung maupun melalui live streaming.


Matraman Terbaru