• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Tapal Kuda

Santri Menurut Ketua PCINU Jepang

Santri Menurut Ketua PCINU Jepang
Kiai Achmad Gazali saat menjadi pembicara digital talk peringatan HSN 2021. (Foto: NOJ/ Makhfud Syawaludin).
Kiai Achmad Gazali saat menjadi pembicara digital talk peringatan HSN 2021. (Foto: NOJ/ Makhfud Syawaludin).

Pasuruan, NU Online Jatim

Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jepang, Kiai Achmad Gazali menjelaskan makna santri yang bersifat khusus. Yakni merupakan sebutan untuk seseorang yang sedang tinggal di Pondok Pesantren dan diajar oleh seorang Kiai atau Ibu Nyai.

 

Sedangkan santri dalam makna yang lebih luas, sebagaimana yang didefinisikan oleh KH Musthofa Bisri.

 

“Bahwa santri itu bukan yang mondok saja. Tapi siapapun yang berakhlak seperti santri, juga santri,” ujarnya saat menjadi pembicara Digital Talk dalam memperingati Hari Santri Nasional tahun 2021 yang diselenggarakan oleh Pengurus Komisariat (PK) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Ngalah Universitas Yudharta Pasuruan, Jumat (22/10).

 

Ia juga menegaskan bahwa menjadi PMII itu juga menjadi santri. Musababnya, PMII dalam keputusan Muktamar NU ke 33 tahun 2015 telah menjadi salah satu Badan Otonom (Banom) NU. Berdasar itu, sesuai pesan Hadratus Syaikh KH Hasyim Asyári yang mengakui siapapun yang mau mengurusi NU sebagai santri beliau. Singkatnya, mengurusi NU melalui PMII.

 

“Pengurus tidak selalu mengurusi ya. Bisa saja bukan pengurus PMII tapi mengurusi PMII. Tapi yang bagus ya pengurus ya mengurus,” imbuh Wakil Ketua Teater PMII Galileo UIN Malang periode 2009-2010 itu.

 

Kiai Gazali juga menyatakan bahwa menjadi santri yang hebat itu memiliki kelebihan tersendiri dari hanya sekadar menjadi orang hebat.

 

“Santri yang hebat, ada plusnya dari pada orang yang hebat saja, karena selain ahli di bidang tertentu, disiplin ilmu tertentu, dia juga harus menjaga moral sebagai seorang santri,” lanjut Candidate Doctor di United Graduated School of Agricultural Science, Gifu University, Japan.

 

Terakhir, Mas Kiai Gazali, sapaan akrabnya, memberikan motivasi kepada para santri sekaligus kader PMII agar memiliki niat dan perjuangan yang kuat untuk menjadi ahli di bidang tertentu sehingga dapat memberikan manfaat sebaik-baiknya bagi Indonesia.

 

 

“Indonesia bermartabat itu karena NU. Kalau kita mengisi NU, kita telah menjaga Indonesia. Nah sekarang kuncinya bagaimana? Kuncinya dari kita. Ayo belajar sebaik-baiknya di semua bidang,” pungkas Alumni Pondok Pesantren Miftahul Ulum Betet Pamekasan Jawa Timur tersebut.


Editor:

Tapal Kuda Terbaru