• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Madura

Habib Muhsin Ceritakan Bukti Kecintaan Nabi kepada Umatnya

Habib Muhsin Ceritakan Bukti Kecintaan Nabi kepada Umatnya
Habib Muhsin bin Muhsin Al-Hinduan saat di Pondok Pesantren Al-Azhar Panggung Pakamban Daya, Kecamatan Pragaan, Kabupaten Sumenep. (Foto: NOJ/ Firdausi)
Habib Muhsin bin Muhsin Al-Hinduan saat di Pondok Pesantren Al-Azhar Panggung Pakamban Daya, Kecamatan Pragaan, Kabupaten Sumenep. (Foto: NOJ/ Firdausi)

Sumenep, NU Online Jatim

Haul merupakan peringatan atas kematian seseorang yang putarannya dihitung dalam satu tahun. Haul dan maulid nabi adalah amaliyahnya Nahdlatul Ulama (NU) yang sejak dulu hingga kini masyarakat tak pernah menolaknya.

 

Pernyataan tersebut disampaikan Habib Muhsin bin Muhsin Al-Hinduan di acara Maulid Nabi Muhammad dan Haul Muassis NU, Panggung, dan Bata-Bata. Serta pelantikan Pengurus Anak Ranting (PAR) Nahdlatul Ulama (NU) se-Pragaan, Rabu (1/12/2021) di Pondok Pesantren Al-Azhar Panggung Pakamban Daya, Kecamatan Pragaan, Kabupaten Sumenep.

 

“Dalam suatu riwayat menyatakan, asal mula haul diawali saat ulama NU mengartikan sebuah dalil yang menyatakan bahwa orang yang beribadah haji tidak fokus pada Allah, maka ingatlah kepada sesepuhnya yang sudah wafat guna dihadiahkannya sehingga ia kembali ingat kepada Allah,” ujarnya saat mengawali ceramahnya.

 

Kemudian ia menyitir pesan Nabi yang diriwayatkan oleh Fairuz ad-Dailami bahwa menyebut nama orang shalih, bisa jadi penebus dosa. Dengan mengingat dan menyebutnya, maka akan turun rahmat dan barakah.

 

“Mengapa nabi di bulan Rabiul Awal dan tidak lahir di bulan-bulan agung, seperti Ramadhan. Karena nabi ingin memuliakan bulan. Bukan bulan yang memuliakan nabi,” ungkapnya saat menyitir pesan Habib Umar bin Hafidz.Habib Muhsin menegaskan, nabi sosok yang penuh kasih sayang kepada semua makhluk. Wajar, Allah tidak akan menyiksa suatu kaum jika di tengah-tengahnya ada Muhammad SAW.

 

“Ketika Nabi Nuh berdakwah, umatnya menutup telinganya dan kabur. Selama 950 tahun, ternyata Nabi Nuh memiliki santri 80 orang. Sisanya tenggelam saat Allah menurunkan bencana. Nabi Ibrahim pernah diuji oleh Allah saat perjalannya di langit. Ketika melihat sebuah kaum yang nista, lantas beliau memohon kepada Allah untuk menegurnya dengan sebuah musibah. Sama juga saat Allah mengujinya untuk menyembelih Ismail AS,” curahnya.

 

Berbeda dengan Nabi Muhammad SAW yang rahmatan lil ‘alamin, tambahnya, alkisah nabi keluar dari rumah bersama sahabat untuk mencari suara tangis yang pusatnya ada di sebuah pepohonan. Ternyata tangis itu adalah suara kayu yang biasa disandari nabi. Seketika pohon itu dipeluk hingga akhirnya tak terdengar tangis lagi.

 

 

“Seandainya kayu ini tidak dipeluk, maka akan menangis sampai kiamat. Sama dengan kisah nabi saat memohon kepada Allah untuk memberikan surga kepada umatnya ketika beliau berada di surga. Begitulah potret ar-Rahman dan ar-Rahimnya nabi,” pungkasnya.


Editor:

Madura Terbaru